Kamis, 25 Juli 2013

Berawal dari Keterpaksaan



Saat mentari memeluk dengan begitu hangatnya aku memulai aktifitas pagi ku. Hari ini merupakan hari pertamaku bertemu dengan teman - teman baru di salah satu universitas swasta ternama di kota ini. 
Sebenarnya aku tak ada niatan untuk mendaftar di universitas itu, tetapi karena orangtua yang menyarankanku, akhirnya aku harus menerima saran baik orangtuaku, karena aku yakin bahwa “ridho Alloh ada pada ridho orangtua”.   
Catat kawan, “hari pertama” itu artinya hari dimana masa orientasiku sebagai mahasiswa baru. Berat rasa ini melangkahkan kaki untuk sesuatu yang sebenarnya tak sesuai dengan harapan hati. Ku injakan kaki beralas kickers hitam di sebuah ruang auditorium. Ratusan mahasiswa baru memenuhi ruangan ber-AC itu dan menyimak para “senior” yang sedang memberikan instruksi untuk kegiatan hari esok.  
Lemas sudah badan ini mendengar semua intruksi itu. Fikiran – fikiran tentang kekejama masa orientasi, “monster ospek” pun berlarian di benakku. Menarik nafas panjang, cukup untuk merilekskan fikiran yang tegang ini. Alhasil ketegangan ini mencair dengan tatapan nanar oleh seorang lelaki tua di depan kampus.
“mari mbak, dibeli kranjang sampah ungunya. Bisa pesan juga kepangan tali rafianya mbak”, sapa lelaki tua itu.
Hemmm…. Kuputuskan untuk membeli bahan-bahan di depan kampus. Mahal, tapi tak masalah. Yang ada dalam fikiranku saat itu, pastilah sulit mencari barang - barang tersebut dan akan sedikit repot membuat barang dengan ketentuan yang diinstruksikan.
Rame sekali dirumah malam ini. Ayah terlihat sibuk mengukur dan menggunting karton untuk tanda pesertaku. Ibu sibuk dengan kranjang sampah yang aku beli tadi siang. Kakak dan adik tak kalah sibuknya dengan membuat buku catatan dengan beberapa ketentuan dari panitia orientasi kampus. Aku ? dengan keadaan fisik ku yang sedang tidak fit menuliskan kalimat baris demi baris hingga menjadi sebuah makalah. Malam ini memang malam yang super sibuk.
-***-
 Hari demi hari kulalui dengan sedikit keterpaksaan. Walau pun terpaksa namun aku tak berhenti mencoba berdamai dengan keadaan. “monster - monster ospek” yang awalnya begitu judes pun kian lama memancarkan senyum terindahnya. Kakak-kakak panitia ospek pun kian lama kian menggemaskan. Tak lagi sok “senior” dihadapan adek tingkatnya. Semua berubah.
Barulah aku paham betapa sulitnya kakak-kakak panitia ospek itu membuat sebuah drama yang berdurasi selama seminggu. Bukan tak hanya membuat tapi memerankan tokoh tokohnya juga. Luar biasa sekali kakak - kakak itu. Beberapa bulan, selalu meluangkan waktu pikiran dan tenaganya untuk mempersiapkan semua agenda dan masih harus berdrama selama seminggu di depan adek tingkatnya dalam acara tersebut. Perjuangan yang luar biasa hanya untuk adek tingkatnya itu mereka lakukan tanpa pamrih.
Beberapa waktu berlalu, ternyata para “senior” itu tak berhenti begitu saja. Mereka begitu peduli kepada adek tingkatnya. Saling membantu dalam hal akademik contohnya. Setiap sore hari para “senior” itu memberikan tutorial bagi adek tingkat yang membutuhkan bantuan untuk memahami materi kuliah. Luar biasa bukan? inilah hebatnya kakak seniorku.
Sebulan dua bulan telah terlewati. Mereka bukan lagi menjadi “seniorku” tetapi kini mereka sudah menjadi kakak ku. Seperti sahabat, atau bahkan bagian dari keluargaku. Keakraban pun terasa tak hanya padaku tetapi juga pada teman - teman satu angkatanku. Menyenangkan bukan memiliki kakak tingkat yang begitu luar biasa seperti itu ? bukan hanya para kakak tingkatnya yang luar biasa, tetapi para dosennya pun luarbiasa.
Kalian harus tau kawan, kegiatan kampus yang luar biasa tidak akan berjalan ketika tidak ada dukungan dari para dosen. Selain itu, ada para mahasiswa hebat karena bimbingan dari dosen yang hebat pula.
Semakin mantab hati ini. Tersadar bahwa ini lah hikmah dari keterpaksaanku. Kini aku tak lagi terpaksa. Aku bersyukur karena aku dipertemukan oleh mereka, teman-temanku, kakak tingkatku, para dosen dan semua yang berada di kampus. merekalah orang - orang hebat yang memberi warna disetiap hariku. Trimakasih semuanya… :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar