Sabtu, 07 Januari 2012

Ibuku Berbeda

Hampir semua Ibu rela  melakukan apa saja demi buah hatinya. Di saat si Buah Hati memiliki masalah, pasti Ibu akan ikut campur dan melakukan suatu tindakan agar si Buah Hati dapat keluar dari permasalahannya. Entah dengan cara apa pun itu.
 Tapi berbeda dengan Ibuku. Saat aku duduk di bangku SD, aku bukan anak yang baik dan juga bukan anak yang nakal. Kebanyakan teman mainku laki-laki.
            Seperti biasa. Usai sekolah aku langsung menuju lapangan, berkumpul bermain ceplukan[1].
            “Derr...derr....derr...tiarappp...majuu...“,Triakan itu meramaikan suasana di lapangan.
Aku berada di balik semak. Aku bidik salah seorang teman. Sebut saja Dedy.
            “Derrr......derrrr.....”,Triakku sambil melepas peluru kearah Dedy. Seketika Dedy tertunduk memegang lengan. Diam.
            “Ded, kamu ....”
            “huahha...huahha...huahha...”,tanpa berkata Dedy hanya memandangku, kemudian berlari sambil menangis kencang.
            Tapi permainan tak terhenti disini. Kami terus berlari, dan terus mencari sasaran. Sampai adzan ashar berkumandang. Barulah kita menghentikan permainan itu dengan triakan “hore ....aku menang...!”.
            “assalamu’alaiku”,Aku membuka pintu.
            “wa’alaikumsalam... sini nak duduk disamping Ibu”
            “ada apa bu ? oiya bu tadi aku berhasil nembak si Dedy sampai nangis”
            “anak manis... tadi Ibu nya Dedy juga sudah crita disini. Ayo sekarang anak manis harus berani bertanggung jawab.”
            “maksud Ibu ? aku harus minta maaf sama Dedy ?”
            “bukan hanya Dedy, tapi juga dengan Ibu nya Dedy”
            “takut bu...”
            “pilih jadi pahlawan atau jadi pengecut?”
            Tanpa menjawab pertannyaan Ibu, aku langsung menuju rumah Dedy untuk mempertanggung jawabkan perbuatanku.
            Begitulah cara Ibu membesarkanku. Tak pernah mencampuri urusanku dengan teman, namun selalu memantau dan meluruskan jika aku salah melangkah. Karena Ibu, aku mampu berdiri sekuat batu karang. Dengan semangat yang diberikan Ibu dan cinta tulus dari Ibu membuatku kuat bertahan dalam kerasnya kehidupan. Tanpa harus aku bersembunyi dibalik ketiak Ibu. Trimakasih Ibu.
------otta------

Biodata :
FTS ini ditulis oleh M.Qurrota A’yun. Seorang pelajar  MAN Yogyakarta 1 yang lahir pada tanggal 30 Agustus 1993 di Yogyakarta. Saat ini statusnya sedang menumpang di gubug orang tuanya di Mancasan WB2/696 Rt.40 Rw.09 Wirobrajan Yogyakarta. Status lain yang disandangnya adalah siswi Sekolah Menulis Cerpen Online Writing Revolution 08 dan baru belajar untuk menggores kalimat demi kalimat bersama kawan-kawan di Writing Revolution lainnya.



[1] permainan tradisional DIY berupa permainan tembak-tembakan dengan bambu, pelurunya dari koran basah yang dibuat lingkaran kecil-kecil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar